IPOL.ID – Filsuf sekaligus sosiolog politik, Rocky Gerung berpendapat sosok yang tepat mendampingi Anies Baswedan sebagai wakil presiden adalah Luhut Binsar Pandjaitan (LBP). Alasannya sederhana. Pendamping Anies harus bisa menstabilkan politik parlemen, membangun Indonesia dengan model teknokratik dan sekuler.
“LBP sosok yang tepat, mengingat kriteria yang biasa Anies sampaikan ke publik untuk mendampingi dirinya tidak menuntut harus di luar oligarki,” ujar Rocky Gerung dalam acara diskusi publik yang digelar FNN di Jakarta kemarin (2/11/22).
Rocky menambahkan, syarat harus tidak terkait oligarki itu bukan berasal dari Anies Baswedan. Namun keinginan dari para relawannya. “Apalagi Nasdem sudah menyebut calon presiden yang mereka usung adalah harus continuity and change. Saya menilai continuity tersebut ada di sosok LBP,” ujarnya lagi.
Dikatakan pendiri Setara Institut ini, Anies selal menyebut-nyebut syarat siapa orang yang cocok mendampingi dirinya. Di antaranya adalah orang yang harus bisa mendampingi pembangunan Indonesia dengan pendekatan model teknokratik. Harus mampu membantu mendulang jumlah suara, dan terakhir bisa menstabilkan politik parlemen. Terkait mendulang suara, Rocky yakin, tentu harus dari seorang dari wilayah lain yang bukan identic dengan Islam. Menurutnya hal ini berarti harus sekuler, dan LBP adalah jawaban yang cocok.
Lebih jauh, Rocky mendorong Anies Baswedan agar mau membawa dan tumbuh dalam politik ketidaknormalan. Politik “normal” saat ini yang dimaksudnya yaitu seputar politik uang dan mahar politik. “Ayo berpikir radikal, berpikir hilangkan politik uang, relawan Anies harus backup dengan uang. Semua ini biar ada pemikiran yang intensif, komprehensif, radikal dan sentimental. Sebab kalua kita semua masih berpikir dengan politik normal, maka Anies masih bisa jatuh dalam pelukan oligarki yang sama,” ujar Rocky Gerung.
Pembicara lain, Peneliti Pusat Riset Politik BRIN. Sekaligus Dosen Ilmu Politik UI, Firman Noor mengatakan bahwa problem Indonesia memang demokrasi yang sedang lemah di tengah sandera oligarki. Wapres harus punya trek record pembela demokrasi yang murni. Dia harus sosok yang genuin pembela kalangan yang tersingkirkan, harus komitmen dalam bidang penegakan hukum, dan harus anti oligarki.
“Bukan orang yang bermain-main dan turut menikmati pekerjaan dengan oligarki. Leader yang berkomimen melawan oligarki. Jangan dukung politik kartel,” ujar Firman.
Menurutnya sosok pendamping Anies Baswedan harus jauh di luar kepentingan kolutif, nepotism dan oligarkis. “Juga harus bermental kolaboratif, bisa bekerja sama dengan semua pihak. Bisa menarabas sekat-sekat yang ada. Karena Indonesia memang multi kultural. Juga harus bisa merangku taipan, karena mereka juga adalah pengerak ekonomi,” ujarnya.
Terakhir Firman Noor menjelaskan, saat ini Indonesia lagi krisis demokrasi. Karena itu sosok pendamping Anies Baswedan haruslah seseorang yang bersih dan jujur serta punya komitmen yang besar terhadap demokrasi. “Teman-teman Indonesianis di luar negeri mengeluhkan adanya staganansi kemandekan kemunduruan demokrasi. Indonesia sedang dalam demokrasi yang redup dan oligarki yang naik. Ini tidak boleh dibiarkan,” ujarnya. (timur arif)