IPOL.ID – Petugas Pemkot Jakarta Timur meminta pihak Sekolah Embun Pagi Islamic School segera membersihkan material puing tembok yang roboh menutup akses jalan warga, Selasa (29/11).
Lurah Pondok Kelapa, Rasikin mengatakan, pihaknya meminta pihak sekolah agar membersihkan puing tembok yang roboh agar tidak menutup akses Jalan Gang Haji Wawang II, Kelurahan Pondok Kelapa.
Sebab, akibat tembok sepanjang sekitar 30 meter dan tinggi 3,5 meter itu roboh pada Senin (28/11) sore, akses jalan Gang Haji Wawang II, RT 08/RW 08, tertutup puing.
“Karena mereka (pihak sekolah) juga banyak tukangnya untuk sementara saya minta mereka membersihkannya,” tegas Rasikin saat dikonfirmasi wartawan di Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (29/11).
Ditargetkan, lanjutnya, pembersihan puing tembok Sekolah Embun Pagi yang roboh tersebut rampung pada hari ini. Sehingga akses jalan warga di Gang Haji Wawang II dapat kembali digunakan.
Selama tertutup, warga RT 08/RW 08 yang terdampak mengaku harus mencari rute alternatif melalui Jalan Kapin Raya untuk dapat beraktivitas. Karena akses jalan lingkungannya tertutup.
“Nanti kalau memang mereka (pihak sekolah) kurang tenaga mau saya bantu kerahkan PPSU Kelurahan. Kalau rumah yang terdekat dan terdampak (akses jalannya) sekitar 10-20 rumah,” ungkap Rasikin.
Terkait rumah warga di Gang Haji Wawang II, menurut Rasikin, tidak ada yang terdampak material puing tembok Sekolah Embun Pagi. Sehingga kejadian hanya berdampak pada akses jalan.
Padahal selain pembersihan puing tembok yang menutup akses jalan, warga Gang Haji Wawang II juga masih menunggu masalah ganti rugi dua rumah dan satu unit mobil yang rusak tertimpa.
Warga RT 08/RW 08, Susi, 45, mengatakan, hingga kini belum ada pertemuan antara warga dengan pihak Sekolah Embun Pagi untuk membahas ganti rugi rumah yang rusak dan mencegah kejadian serupa.
“Padahal kita (warga) enggak minta apa-apa. Mereka mau bangun apa juga kita enggak minta sembako, uang gitu. Cuma yang penting enggak ada kejadian lagi, karena banyak anak-anak,” tegas Susi.
Dikhawatirkan warga, lanjut Susi, hanya bila tembok pembatas sekolah dengan permukiman warga tersebut kembali roboh menimbulkan korban.
Sebab, dari 27 kepala keluarga (KK) yang bermukim di dekat Sekolah Embun Pagi, seluruhnya memiliki anak-anak kecil yang kerap bermain di jalan lingkungan Gang Haji Wawang II.
“Kemarin sebelum roboh itu tembok sudah lama miring, dua minggu terakhir makin parah miringnya. Sampai akhirnya roboh, untung enggak ada korban. Pihak sekolah yang datang baru security,” kata dia.
Awak media sudah berupaya mengonfirmasi kasus tembok rumah warga yang roboh kepada pihak Sekolah Embun Pagi, tapi belum ada perwakilan yang bersedia memberi keterangan. (Joesvicar Iqbal)