“Dengan dilakukannya nanoenkapsulasi kuersetin-BSA dapat meningkatkan kinerja kuersetin sebagai antikanker yang tepat sasaran pada sel kankernya tanpa merusak sel lain di sekitarnya,” tegas mahasiswa angkatan 2016 tersebut.
Diakui Alvin dalam melakukan penelitian tersebut tidaklah mudah. Sempat mengalami kegagalan dalam proses nanoenkapsulasi dan pembuatan ekstrak yang tidak sesuai. Namun, adanya kesungguhan dan kerja keras tim mampu menghasilkan salah satu penawar untuk mencegah terjadinya kanker payudara.
Dengan adanya penelitian ini tentunya akan turut menyumbang informasi yang sangat bermanfaat bagi bidang kesehatan Indonesia. Hal ini dikarenakan kematian akibat kanker payudara setiap tahunnya semakin meningkat, sehingga diperlukan aksi dan tindakan tegas untuk mencegahnya. “Alangkah baiknya juga jika kedepannya akan ada penelitan serupa yang lebih inovatif,” pintanya. (timur)