Direktur National Institute on Drug Abuse Nora Volkow menambahkan studi ini menambah pemahaman mereka yang berkembang tentang hubungan antara bermain video game dan perkembangan otak.
Banyak penelitian telah menghubungkan video game dengan perilaku dan masalah kesehatan mental.
Studi ini menunjukkan mungkin juga ada manfaat kognitif yang terkait dengan hobi populer ini, yang layak untuk diselidiki lebih lanjut. Studi ini membuat semakin banyak penelitian yang menunjukkan video game mungkin memiliki dampak positif pada pemain.
Para ilmuwan memisahkan anak-anak berusia sembilan dan 10 tahun menjadi dua kelompok, anak-anak yang tidak bermain video game sama sekali dan anak-anak yang bermain game selama tiga jam lebih per hari.
Kelompok gamer muda, mereka menunjukkan lebih banyak aktivitas otak di daerah frontal yang terkait dengan tugas yang lebih menuntut secara kognitif dan lebih sedikit aktivitas di area yang terkait dengan penglihatan.
Para peneliti berteori perubahan dalam aktivitas otak dapat disebabkan oleh sifat permainan video yang menuntut secara kognitif dan peningkatan kemahiran dalam pemrosesan visual sebagai hasil dari permainan.