Penelitian sebelumnya telah menghubungkan video game dengan peningkatan depresi, kekerasan dan perilaku agresif. Namun, studi terbaru tidak menemukan perbedaan signifikan dalam masalah mental dan perilaku antara gamer muda dan anak-anak yang tidak bermain game.
“Penggunaan screen time yang berlebihan jelas tidak baik untuk kesehatan mental dan fisik,” ujar Chaarani.
Namun, bertentangan dengan penelitian kecil lainnya, peneliti tidak melihat hubungan langsung antara permainan mereka dan kesehatan mental atau kognisi.
Penulis menekankan mereka tidak dapat mengatakan apakah ada hubungan sebab akibat antara kinerja gamer dan video game. Anak-anak yang melakukan tes kognitif dengan baik, kata mereka, mungkin adalah orang-orang yang memilih untuk bermain video game.
Studi ini tidak memasukkan genre video game yang dimainkan dalam analisis. Namun, penelitian menunjukkan permainan yang berbeda dapat memiliki dampak yang berbeda pada otak.
“Itu adalah sesuatu yang tidak dapat kami lihat dalam penelitian kami karena kami belum memiliki informasi ini, tetapi itu adalah sesuatu yang akan kami pelajari,” tutur Chaarani. (timur)