Untuk masuk ke tempat ini, pengunjung tidak dikenakan tiket retribusi. Hanya saja, kata Azis, pengunjung diminta ongkos parkir seikhlasnya yang akan digunakan pengelola untuk pengembangan.
Ayah dua anak ini menuturkan, Eco Wisata Pantai Goa Topo diinisiasi pemuda karang taruna untuk menggerakkan ekonomi Kabupaten Bangkalan. Terlebih, ucapnya, di tempat ini ada goa tempat bertapa orang-orang sholeh, di antaranya KH Miftah, cucunya Sunan Kudus.
“Nama Goa Petapa mengambil dari nama Goa yang terletak di pinggir pantai yang dulunya dibuat untuk orang bertapa, selain wisata pantai di sini juga ada goa yang harus dikunjungi para wisatawan,” tuturnya.
Namun, kata Azis, Goa Topo itu sekarang ditutup karena warga menemukan ular piton besar yang dikhawatirkan mengganggu pengunjung. Dia meyakini, ular itu masih ada di dalam goa yang tembus ke pesisir utara pulau Madura.
“Ke depan, saya akan bikin kolam renang anak agar semakin banyak wahana untuk menarik pengunjung. Juga, saya akan coba menanam banyak pohon agar lebih rindang dan asri dibantu teman-teman warga sekitar sini,” imbuhnya.(Peri)