IPOL.ID – Pangamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai pembangunan tanggul laut raksasa di Jakarta tidak akan bisa mencegah banjir rob. Menurutnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono harus segera membebaskan lahan di pesisir Jakarta.
“Keberadaan tanggul (raksasa) pun tidak akan mampu mencegah banjir. Keberadaan tanggul dan pompa hanya bersifat sementara dalam mengatasi banjir rob. untuk mengatasi banjir rob yang harus dilakukan Pemprov DKI yakni membebaskan lahan 500m dari pantai ke daratan bebas bangunan dan permukiman,” ujar Nirwono Joga kepada wartawan, Jum’at (30/12/2022).
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta harus merelokasi permukiman warga di pesisir utara ke rusunawa terdekat. Setelah itu, lahan pesisir dihijaukan (reforestasi hutan mangrove) sebagai benteng alami yang ramah lingkungan ketimbang tanggul beton yang mahal.
“Tanggul beton itu mahal, butuh biaya pembangunan, pemeliharaan, peninggian sesuai kenaikan air laut. Dan infrastruktur ini berkelanjutan. Tapi jika hutan mangrove semakin lebar semakin baik untuk meredam banjir rob, mencegah abrasi pantai dan intrusi air luat, meredam tsunami,” tegasnya.
Untuk itu, tegasnya, Pemprov DKI Jakarta harus melakukan restorasi kawasan pesisir pantura Jakarta untuk mengatasi banjir rob, abrasi pantai, intrusi air laut, dan mengantisipasi ancaman tenggelam dan terjangan tsunami.
Dikatakan Nirwono, sebanyak apapun pompa air yang disiapkan Pemprov DKI Jakarta tidak akan mampu menguras air banjir rob, apalagi bila terjadi hujan lebat dan banjir besar di Jakarta.
Terpisah, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyebutkan telah menyiapkan pompa, alat berat, dan personil dalam menghadapi musim hujan di wilayah Kota Jakarta. Saat ini, Dinas SDA DKI Jakarta memiliki 502 unit pompa stasioner yang tersebar di 181 lokasi, pompa mobile sebanyak 461 unit, pintu air sebanyak 799 unit di 547 lokasi, dan alat berat 230 unit. (Peri)