“MIPI bagian dari memikirkan wacana itu, mendiskusikan wacana itu. Ada keinginan, ada wacana yang dilontarkan, kembalinya Pemilu ke dalam proporsional tertutup ini menjadi refleksi bagi kita sendiri. 2023 besok kita tidak akan banyak terjadi, banyak hal yang akan terjadi,” ujarnya.
Lanjutnya, fenomena pemerintahan tak lepas dari entitas-entitas masa lalu dan masa kini. Untuk berbicara terkait pemerintahan modern, demokrasi, dan pemerintahan, tidak bisa melupakan dan mengabaikan hal-hal yang bersifat spesifik, seperti budaya (culture).
“Terkait itu semua, kita mencoba mendiskusikan di MIPI, bagaimana refleksi pemerintahan di tahun 2022 ini dan bagaimana prediksi tahun 2023 dengan berbagai macam perspektifnya,” ujar dia.
Webinar ini turut mengundang berbagai narasumber yaitu, Wakil Ketua II MIPI/Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro, Asisten Khusus Kepala BIN Bidang Komunikasi dan Propaganda Wawan Purwanto, Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian MIPI/Dosen Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah, Dewan Pakar MIPI/Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta Nurliah Nurdin, Ketua Bidang Pengembangan Keilmuan dan Kerja Sama Perguruan Tinggi MIPI/Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Muhadam Labolo, dan Dosen FISIP Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi Kusman. (Sol)