IPOL.ID – Dunia mendekati akhir dari fase darurat COVID-19. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta warga dunia tetap waspada.
Diketahui, varian COVID-19 Omicron masih marak secara global. Bahkan masih menyebabkan jumlah kematian signifikan.
“Kita semakin dekat dengan titik ketika dapat mengatakan bahwa fase darurat pandemi telah berakhir. Namun, ingat, kita belum sampai ke titik tersebut,” ungkap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers WHO di Jenewa, Jumat (2/12).
WHO beralasan, Omicron terbukti jauh lebih mudah menular dibandingkan pendahulunya yakni Delta. Virus terus menyebabkan kasus kematian dalam jumlah yang signifikan lantaran intensitas penularannya
“Kesenjangan dalam pengawasan, pengujian, pengurutan, dan vaksinasi terus menciptakan kondisi yang ideal bagi munculnya varian baru yang dapat menyebabkan kematian dalam jumlah besar,” ucapnya.
Statistik WHO mencatat, jumlah kematian mingguan yang dilaporkan mengalami penurunan tipis selama lima pekan terakhir. Namun lebih dari 8.500 orang dilaporkan meninggal dunia pekan lalu.
Kendati demikian, WHO mengakui Omicron, yang lebih dari 500 turunannya saat ini masih menyebar, cenderung menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah dibandingkan beberapa variant of concern sebelumnya.
WHO mengatakanm 90 persen populasi dunia sekarang memiliki tingkat kekebalan tertentu terhadap SARS-CoV-2. Ini manfaat vaksinasi atau infeksi sebelumnya.
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis dari Program Darurat Kesehatan WHO, mengatakan, sedikitnya 2,5 juta kasus di seluruh dunia dilaporkan kepada WHO dalam sepekan terakhir saja.
“Mereka yang berumur di atas 60 tahun, orang dengan penyakit bawaan dan gangguan kekebalan, serta pekerja garis depan… Kita belum mencapai target 100 persen (vaksinasi) dalam kelompok rentan di seluruh dunia di setiap negara. Dan kami ingin hal itu menjadi fokus utama semua pemerintah negara,” harap Van Kerkhove. (ahmad)