Dr.Taufiqurokhman, A.Ks, S.Sos, M.Si
Pengamat Kebijkan Publik
IPOL.ID – Nasdem dan PKS dari awal ingin memasangkan Anies-Khofifah sebagai Capres-Cawapres. Tertunda karena Demokrat masih menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Setelah diskusi panjang, hingga berbulan-bulan dan bahkan pergantian tahun (2022-2023), akhirnya deal. Hari ini, Kamis 26 Januari, Demokrat memutuskan untuk mengusung Anies Rasyid Baswedan.
Bagi Demokrat, AHY bukan harga mati untuk menjadi cawapres Anies. Sampai di sini, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ayah AHY sekaligus ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dianggap konsisten. “Setuju Anies-Khofifah, tapi jangan halangi AHY untuk tampil”, begitu informasinya dari beberapa bulan lalu ketika SBY ditemui Jusuf Kalla (JK) di Cikeas.
Apa pertimbangan Koalisi Perubahan mengusung Anies-Khofifah?
Pertama, Khofifah kuat di Jawa Timur. Mayoritas warga Jawa Timur itu Nahdhiyin. Selain Gubernur, Khofifah adalah mantan ketua Muslimat NU. Pasar Khofifah di kalangan kaum perempuan Nahdhiyin juga sangat kuat. Majunya Khofifah sebagai Cawapres, besar kemungkinan akan mampu meraih lebih dari 50 persen suara warga Jawa Timur.