IPOL.ID – Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dinilai lebih siap menghadapi ancaman bencana di Jakarta ketika terjadi cuaca ekstrem. Bahkan, Heru telah memetakan strategi dan sumber daya manusia (SDM) sebelum cuaca ekstrem itu menerjang Jakarta.
“Heru baru menjabat sudah memerintahkan jajaran mengatasi potensi banjir yang kerap melanda ibu kota. Belum satu bulan menjadi Pj gubernur, Heru Budi langsung menegaskan persiapan hadapi musim hujan dan penanganan banjir Jakarta,” ujar Ketua Forum Warga Kota (Fakta) Azas Tigor Nainggolan dalam keterangan tertulis, Kamis (5/1/2023).
Menurutnya, Heru langsung bergerak cepat meminta melakukan perawatan dan pembersihan untuk mengendalikan banjir. Dia menganggap, ada perbedaan mencolok antara Pj Gubernur Heru Budi dengan Anies Baswedan saat masih menjabat sebagai kepala daerah.
Salah satu yang dilakukan yakni pada awal Desember 2022 lalu PJ Gubernur, Heru Budi memastikan bahwa proyek Sodetan Ciliwung harus lebih cepat selesai untuk dapat segera mengendalikan air sungai Ciliwung bisa mengalir ke Kanal Banjir Timur (KBT) agar tidak terjadi banjir.
“Berbagai program lain pengendalian dampak kemungkinan banjir dan cuaca ekstrim di Jakarta pun disiapkan langkah pencegahan dan penanganannya oleh PJ Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono,” jelasnya.
Tak hanya itu, lebih lanjut Azas mengungkapkan ketika ada informasi terkait cuaca ekstrem akan melanda Jakarta dan wilayah sekitarnya, Heru Budi Hartono bergegas mengeluarkan himbauan agar perusahan menerapkan work from home (WFH) sehingga masyarakat menjadi lebih siap dalam menghadapi cuaca ekstrem.
“Masih ingat ketika terjadinya banjir Jakarta 1 Januari 2020 lalu. Saat itu gubernur Jakarta Anies Baswedan asyik bernyanyi saat malam Tahun Baru tapi lengah dalam menangani banjir Jakarta. Tengah malam tahun baru 2020 itu Jakarta diterjang banjir dahsyat dan tidak ditangani secara baik oleh Pemprov Jakarta ketika itu,” ucapnya.
Azas menuturkan perbedaan mencolok antara pengujung 2022 dan awal 2023 ini tidak ada kepanikan di Jakarta atas kemungkinan terjadinya banjir Jakarta serta cuaca ekstrem.
“Karena sudah ada perencanaan berupa sistem peringatan dini dan bantuan darurat dalam penanganan banjir Jakarta,” tuturnya. (Peri)