IPOL.ID – Isak tangis pecah saat prosesi pemakaman balita perempuan berinisial A, 2 tahun, korban pembunuhan ibu kandungnya yakni NK, 20, di kawasan Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, belum lama ini.
Jenazah A dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) wakaf Kelurahan Pulogebang, RW 03, 04, dan 06 pada Rabu (25/1) sekitar pukul 14.14 WIB. Pihak keluarga yang datang mengantarkan A ke tempat peristirahatan terakhir tidak kuasa membendung air mata saat jenazah A dimasukkan dalam liang lahad di TPU dekat rumah duka.
Pengantar jenazah, baik keluarga korban, tetangga maupun warga sekitar saling menguatkan agar tidak larut dalam duka cita selama prosesi pemakaman A yang tewas akibat dianiaya NK, Senin (23/1).
Namun sebelumnya, jenazah A sempat disalatkan di Musala Al-Ikhlas, Jl. H. Wali, RT 02/06, Kelurahan Pulogebang yang berada di lingkungan rumah tempat nenek A tinggal.
Dalam kasusnya, pihak keluarga besar menyerahkan penanganan kasus itu kepada jajaran Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.
Kapolsek Cakung, Kompol Syarifah Chaira menegaskan, penanganan kasus penganiayaan A dilimpahkan dari Unit Reskrim ke Unit PPA Satreskrim karena kasus melibatkan anak.
Hasil penyidikan sementara jajaran Polsek Cakung, pelaku NK berdalih melakukan penganiayaan karena balita tidak berdosa itu rewel atau kerap menangis.
Puncaknya, satu minggu sebelum korban meninggal dunia pada Senin (23/1) NK menendang korban hingga terjatuh dan mengalami luka berat pada tangan dan dahinya.
“Ibunya yang diduga tersangka kesal dan menendang korban hingga jatuh. Tangannya terpelintir dan kepala bagian kening terbentur,” ujar Syarifah.
NK sempat berupaya memberikan pertolongan dengan membawa korban ke tukang urut. Lalu diberi ramuan herbal kencur dan diperban, selanjutnya dibawa ke puskesmas untuk membersihkan luka.
Diduga parahnya luka yang dialami korban, membuat penanganan medis lebih lanjut dibutuhkan. Sehingga pada Senin (23/1) NK berniat membawa A ke rumah sakit di wilayah Pulogadung.
Sayangnya, belum sempat mendapat pengobatan A kembali menangis kesakitan. Dan NK mencekik korban hingga dua kali, hingga balita tak berdosa itu menghembuskan nyawa terakhirnya.
“Melihat korban sesak, (cekikan) dilepas dan didiamkan. Beberapa menit kemudian NK melihat korban diam dan kaku, ketika dipegang tangannya sudah dingin,” ungkap Syarifah.
Mendapati korban meninggal dunia, NK menghubungi ibunya atau nenek korban berdomisili di wilayah Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, dengan maksud untuk memakamkan korban.
Sementara, pihak keluarga balita perempuan A korban pembunuhan dari ibu kandungnya, keluarga berharap pelaku NK mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya.
Kerabat korban, Siswandi Nugraha mengatakan, pihak keluarga berharap NK diganjar hukuman setimpal karena sudah melakukan kekerasan hingga A tewas pada Senin (23/1).
NK membunuh putrinya di unit kontrakan wilayah Klender, Duren Sawit lalu berupaya menguburkan korban di rumah neneknya di Pulogebang, Cakung.
“Lanjut saja, harus. Karena ini kan tindak kriminal, penganiayaan. Ini saya juga mau menanyakan bagaimana kronologisnya ke Polres (Jakarta Timur),” tandas Siswandi, Rabu (25/1).
Berdasar hasil penyidikan sementara Polsek Cakung, NK tega menganiaya A dengan menendang dan mencekiknya karena kesal korban kerap menangis atau rewel.
Pihak keluarga menduga bahwa NK menjalin hubungan asmara dengan pria lain ketika sang suami sedang merantau ke Kalimantan sebagai anak buah kapal (ABK).
“Sampai saat ini Yudi belum cerai. Kenapa anak bisa seperti ini. Kirain saya selama ini A tinggal di rumah, ternyata sama cowok pacarnya. Katanya cowok ini calo di pelabuhan,” beber Siswandi.
Kapolsek Cakung, Kompol Syarifah menegaskan, awal penanganan perkara pihaknya memang memeriksa seorang pria yang diduga sebagai kekasih NK.
Pria tersebut yang mengantar NK saat membawa jasad A dari Duren Sawit ke rumah nenek korban di kawasan Pulogebang, Cakung untuk dimakamkan.
“Dia (NK) punya pacar juga. Pacarnya juga kita periksa sebagai saksi,” ungkap Syarifah.
Sebelumnya, kasus penganiayaan dilakukan NK terungkap saat warga sekitar tempat tinggal nenek A hendak memandikan jasad korban untuk dimakamkan, Selasa (24/1).
Warga menaruh curiga lantaran terdapat luka kekerasan pada bagian tangan kanan, dahi, dan leher A sehingga melaporkan hal itu ke Polsek Cakung, Polres Metro Jakarta Timur.
Bahkan awalnya NK sempat berkelit dengan menyebut bahwa A meninggal dunia akibat kecelakaan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Namun akhirnya NK mengaku saat diperiksa jajaran Reskrim Polsek Cakung. (Joesvicar Iqbal)