“Jadi karena cenderung mobil-mobil berat muatan kayak gini kan 5 ton, 7 ton, bahkan ada mobil truk, kalau di Sumatera itu ada yang sampai 12 ton. Itu bannya harus khusus, remnya harus khusus, pernya harus khusus, terus kondisi jalannya pun sopir harus memahami medannya,” sambungnya.
Amin menjelaskan, para sopir truk juga diedukasi tentang pentingnya pengecekan mobil truk setelah berkendara. Di samping itu, dia menekankan sopir truk harus memiliki SIM sesuai dengan tipe mobilnya seperti B1, B2, atau B2 umum.
“SIM yang sesuai dengan truknya, terus ketika pulang pun nanti dia periksa lagi bagaimana keadaan mobilnya. Kalau memang ada masalah di mobilnya, segera lapor ke montir,” ujar Amin.
Sementara, Ketua Bidang Logistik dan Transportasi Komunitas Sopir Truk DKI Jakarta, Abdurahman Sidik mengatakan, para sopir truk antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Diharapkan, kedepannya para sopir truk semakin hati-hati dalam berkendara.
“Mudah-mudahan nanti ke depannya setelah kita sosialisasikan acara hari ini, para sopir lebih hati-hati dalam berkendara, tidak ugal-ugalan, kemudian dia juga berpikir panjang untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan,” tukasnya.