IPOL.ID – Budaya tertib dalam berlalu lintas harus ditanamkan sejak dini untuk membangun budaya bertransportasi dengan selamat di kalangan sopir truk. Hal tersebut mendesak guna mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas.
Merilis data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), hampir 90% dari total kecelakaan truk/bus disebabkan karena rem blong di jalanan menurun.
Hal itu disampaikan dalam sosialisasi keselamatan berkendara yang diikuti komunitas truk di Jalan M Toha, Desa Kasutri, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (18/1). Di sela-sela kegiatan itu, Koordinator Sopir Truk Jawa Barat, Willy Sadli mengatakan, data tersebut harus menjadi perhatian serius para sopir truk.
“Memang kecelakaan yang paling banyak terjadi oleh truk ini disebabkan oleh rem blong,” ungkap Willy Sadli saat menghadiri giat Sosialisasi Keselamatan Berkendara.
Dia mengatakan, safety driving merupakan suatu upaya yang harus ditingkatkan kesadarannya oleh para pengemudi truk. Tata tertib dalam berlalu lintas harus menjadi budaya yang melekat dalam diri para sopir truk.
Menurut Willy, kegiatan tersebut penting dilakukan untuk menanamkan pengetahuan dan menumbuhkan perilaku tertib berlalu lintas. “Ada harapan para sopir truk memahami tata cara berlalu lintas dengan baik. Mengenal kondisi kendaraan dan tubuhnya, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan di masa datang,” harapnya.
Disebutkan, ada tiga faktor yang jadi penyebab kecelakaan yaitu faktor manusia, kendaraan dan lingkungan. Faktor penyebab kecelakaan tertinggi adalah manusia. Ini disebabkan kecerobohan pengguna jalan, kurangnya pemahaman pengguna jalan terhadap teknik berkendara, etika berlalu lintas, pengecekan kendaraan serta minimnya kesadaran sopir terhadap keselamatan berlalu lintas.
“Sehingga kami mengimbau agar para sopir truk ini terus memeriksa kendaraan secara berkala dan juga jangan melebihi kapasitas muatan di dalam truk tersebut,” pesan Willy.
Hal senada diungkapkan oleh narasumber dalam kegiatan sosialisasi, Jamal. Menurut dia, ada sejumlah catatan yang harus diperhatikan oleh para sopir truk sebelum berkendara.
“Ada beberapa hal mesti diperhatikan oleh para sopir sebelum berangkat, seperti mengecek kondisi kendaraan, kondisi pengereman dan kondisi diri sendiri, seperti menjaga kesehatan dan apabila ngantuk harus istirahat. Kemudian harus mematuhi rambu lalu lintas. Kami mengimbau kepada para sopir truk agar tidak melebihi muatan karena akan berpengaruh terhadap kondisi pengereman dan kondisi ban,” ungkap Jamal.
Dalam kesempatan itu, Komunitas Truk Jawa Barat juga membagikan sembako kepada sejumlah peserta yang terdiri dari anggota keluarga dari para sopir truk dan montir. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dalam memperkuat jaringan konsolidasi Ganjar Pranowo Presiden 2024. (Joesvicar Iqbal/msb)