The Moorish Castle, Portugal. Moor jamak digunakan untuk menyebut umat Islam yang berkuasa di Andalusia. Benteng yang dibangun sejak abad ke-8 ini, harus menyerah pada 1147 M akibat serangan Kristen pimpinan Afonso Henriques.
Sayangnya, kepemimpinan kaum muslimin di Iberia harus berakhir pasca Kerajaan Spanyol dan Portugal berhasil dengan Reconquista nya. Granada sebagai kekuatan terakhir Islam di Iberia, akhirnya takluk juga.
Dalam perjalanan keluar Granada, Sultan Abu Abdullah Muhammad XII menoleh memandangi kota untuk terakhir kali dan mulai menangis. Sang ibu menegurnya sembari mengucapkan kalimat tersohor,
“Jangan menangis seperti wanita atas apa yang gagal kau pertahankan sebagai seorang lelaki.”
Sebagai wilayah yang disebut Gharb al-Andalus (Algarve – Andalusia Barat)[8], jejak kejayaan ratusan tahun pemerintahan Islam di Portugal memang tak setenar Spanyol. Namun, sebagaimana besarnya pengaruh bahasa Arab yang disampaikan di awal, warisan Islam masih dapat ditemukan dalam berbagai hal: mulai dari pertanian, arsitektur, mosaik, trotoar calçada, seni, makanan, hingga budaya.