IPOL.ID – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengunjungi anak perempuan korban penculikan di Gunung Sahari, Jakarta Pusat, dan ART korban kekerasan di Simprug, Jakarta Selatan. Kedua korban tersebut, kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
“Kemen PPPA melalui layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) telah memberikan pendampingan sesuai dengan kebutuhan korban. Ke depan, kami akan terus memastikan pemenuhan dan perlindungan hak korban, baik dari sisi hukum maupun kesehatan karena ini bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua dan keluarga, tetapi juga Negara,” kata Menteri PPPA, Bintang Puspayoga di RS Bhayangkara Kramat Jati Jakarta Timur, Kamis (5/1).
Menteri PPPA mengatakan, kasus penculikan anak ini harus menjadi perhatian dan pembelajaran bagi seluruh pihak. Sebab, kejadian ini dapat dialami oleh siapa saja.
“Jangan sampai kasus serupa dialami oleh anak kita. Oleh karena itu, kami menekankan bahwa pencegahan merupakan kunci utama dalam menuntaskan kasus-kasus perlindungan anak,” ujar Bintang Puspayoga.
“Dalam hal ini, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, kami membutuhkan dukungan dan gerakan bersama dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, lingkungan sekitar, dan utamanya keluarga guna memberikan edukasi pengasuhan dan menjaga anak-anak kita dari tindakan kejahatan, seperti penculikan yang dialami oleh korban ini,” tambah Menteri PPPA.
Selanjutnya, Menteri PPPA mengapresiasi kepolisian atas kinerja yang telah dilakukan, utamanya dalam kasus penculikan tersebut. “Kepolisian telah bergerak cepat dan teliti hingga pada akhirnya korban ditemukan di gerobak sampah yang digunakan oleh pelaku untuk memulung. Selain itu, kepolisian telah memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan humanis hingga korban saat ini sudah dalam kondisi sehat dan ceria,” ungkap Menteri PPPA.
Dalam kunjungannya tersebut, Menteri PPPA sempat bermain dan berbincang bersama korban. Menteri PPPA juga menyerahkan bantuan spesifik anak serta memberikan semangat dan dorongan terhadap korban untuk kembali bersekolah.
“Korban telah menjalani visum secara fisik dan psikologis pada 3 Januari lalu. Berdasarkan hasil Visum et Repertum, ada beberapa luka memar terutama di bagian atas pinggul sebelah kiri. Meskipun tidak ada indikasi kekerasan seksual, tetapi korban dipekerjakan sebagai pemulung, tidak diberi makan, kerap mengalami kekerasan berupa cubitan di sekitar paha, dan sering diancam,” beber Menteri PPPA.
Dia menegaskan, pihaknya akan melakukan asesmen lanjutan terhadap korban agar dapat memberikan pelayanan dan pemenuhan hak yang sesuai. “Selain itu, kami bersama-sama dengan kepolisian dan keluarga akan mengawal proses hukum yang berlaku agar pelaku mendapatkan hukuman setimpal sesuai peraturan perundang-undangan,” tegas Menteri PPPA.
Menteri PPPA menjelaskan, sejak 2020 lalu, pihaknya tengah memasifkan program Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak. Melalui program ini, desa/kelurahan sebagai unit terkecil dari pemerintahan diharapkan dapat mencapai 10 indikator yang telah ditetapkan, di antaranya tidak adanya pekerja anak serta kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Lebih lanjut, Menteri PPPA menambahkan, Kemen PPPA juga menjalankan program Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) untuk meningkatkan ketahanan keluarga melalui pendidikan pengasuhan, termasuk keterampilan dalam pelaksanaan perlindungan anak.
Sehingga Menteri PPPA berharap, program-program Kemen PPPA lainnya juga dapat melindungi anak-anak Indonesia dari tindak kejahatan. Termasuk program Rute Aman Selamat Sekolah. “Kasus penculikan ini menjadi penyemangat dan pemacu bagi kita untuk lebih mengoptimalisasikan program-program ini agar tidak ada kasus serupa. Melalui sinergi dan upaya bersama kita bisa mewujudkan perlindungan terhadap anak-anak kita,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Menteri PPPA juga kembali mengunjungi ART korban kekerasan di kawasan Simprug, Jakarta Selatan, yang masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati. Menurutnya, kondisi korban saat ini telah mengalami peningkatan yang baik. Menteri PPPA juga terus memberikan semangat dan dukungan terhadap korban. (Joesvicar Iqbal)