Dari situasi yang jumud ini ada secercah harapan, karena generasi milenial dan generasi Z sebagai yang selalu digadang-gadang menjadi pemilih terbesar pada pemilu nanti adalah anak zaman yang mempunyai kesempatan memiliki informasi yang holistik di tengah jebakan algoritma. Oleh sebab itu algoritma Pilpres harus disusun ulang, para intelektual dan kaum cerdik pandai memiliki perkerjaan rumah yang tidak main-main. Kita semua harus terus mendorong agar Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden tidak hanya tersedia 2 pasang saja, narasi polarisasi harus ditebang habis, dan memasukan pelaku-pelaku polarisasi ke keranjang sampah.
Yang terakhir dan yang paling penting ialah kita harus terus mendorong agar Partai-Partai Politik terus menyaring figur-figur yang paling dimungkinkan diterima di seluruh lapisan masyarakat–––lintas SARA. Generasi milenial dan generasi Z harus dirayu dengan narasi yang bersifat Ideologis, modern, dan beradab agar mereka dengan mantap dan semangat melangkahkan kaki ke TPS guna memilih pegawai kontrak 5 tahunan yang dipercaya mampu membawa Indonesia jauh lebih baik dari hari ini. Ya, Kita harus beranjak dari titik 0 kilometer sejarah. Merdeka !!!(***)