IPOL.ID – Relawan Srikandi Ganjar menggelar kegiatan belajar alat musik angklung bagi para perempuan di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar). Setiap perempuan yang hadir difasilitasi sebuah angklung dan dipandu instruktur angklung profesional.
Koordinator Srikandi Ganjar Jabar, Eva Yuliana mengungkapkan, belajar angklung dengan instruktur profesional sebagai upaya memperkenalkan. Sekaligus melestarikan angklung sebagai warisan budaya tak benda atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity sejak 2010.
“Kami ingin milenial lebih mengenal musik lokal di Jabar, salah satunya angklung,” tutur Eva seusai kegiatan di Cisaranten, Aecamanik, Kota Bandung, Sabtu (28/1).
Dia menerangkan, para perempuan yang ikut belajar angklung bersama itu diberi penjelasan tentang alat musik ini. Misalnya, proses pembuatan angklung dan cara memainkan/menggunakannya.
Selanjutnya, mereka mempraktikkan cara bermain angklung yang dipandu oleh instruktur perempuan, Rere, 28.
Menurut Eva, ratusan perempuan yang sudah belajar angklung itu kemudian mengkolaborasikan suara angklung dengan musik arumba.
Perlu diketahui, arumba merupakan satu kelompok alat musik bambu khas Jawa Barat yang dimainkan secara bersamaan untuk menghasilkan sebuah pertunjukan musik.
Dengan dipandu instruktur profesional, kemudian peserta memainkan angklung dengan dipadukan musik arumba dalam balutan lagu-lagu yang dimainkan. “Semoga para milenial mengenal musik arumba dan bisa belajar angklung serta memainkan angklung,” harap Eva.
Sementara, Rere mengajak semua kalangan untuk terus mencintai dan mempromosikan budaya Indonesia. Terlebih UNESCO secara resmi telah menetapkan angklung sebagai karya agung warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia.
Rere menyampaikan, untuk belajar angklung tidaklah sulit. Apalagi alat musik tradisional itu dapat dimainkan oleh semua kalangan. Baik perempuan maupuan laki-laki, dari kaum muda hingga tua.
“Penting sekali membudayakan angklung ini. Banyak banget manfaat main angklung, salah satunya mempererat tali silaturahmi, apalagi angklung orkestra itu tidak bisa dimainkan sendiri, harus banyak orang,” tutup dia. (Joesvicar Iqbal/msb)