IPOL.ID – Laut di Asia Tenggara merupakan salah satu lautan paling berbahaya di dunia yang menarik minat bajak laut untuk melakukan kejahatan. Menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Ryantori, kasus bajak laut di Asia Tenggara adalah kasus khusus.
Hal tersebut dipaparkan pada konferensi internasional di Hanoi Law University, Vietnam bertajuk Cooperarion between Vietnam and Southeast Asian Countries in the Fight against Crime.
Pada awal abad ke-19, Mindanao dan kepulauan Sulu di Filipina menjadi markas para perompak. Dari kedua titik tersebut para bajak laut menjalankan operasi jahatnya di sekitar Maluku, pantai Kalimantan, Sulawesi dan bahkan semenanjung Melayu.
“Lokasi lain yang menjadi markas terletak di pinggiran Pulau Lingga, di Selat Malaka. Di sana, para perompak mengorganisir diri untuk mendominasi lautan Selat Malaka dan mendapatkan keuntungan besar,” ujar Dr. Ryantori.
Ada beberapa penyebab yang menjadi akar tumbuh suburnya pembajakan di Asia Tenggara yakni penangkapan ikan berlebihan dan batas maritim, aturan dan regulasi maritim, kejahatan terorganisir, teroris dan gerilyawan, dan kemiskinan.