Antara tahun 1995 dan 2013, Asia Tenggara menjadi lokasi dari 41 persen serangan bajak laut dunia.
Sementara Samudera Hindia Barat, yang meliputi Somalia, hanya menyumbang 28 persen, dan pantai Afrika Barat hanya 18 persen. Padahal pemberitaan selama ini menyebut pantai Somalia menjadi pantai angker bagi para pelaut dunia.
Pada periode tersebut, 136 pelaut tewas di perairan Asia Tenggara akibat perompakan. Angka ini dua kali jumlah korban yang jatuh di wilayah Afrika Barat dan Tanduk Afrika, tempat Somalia berada.
Di Asia Tenggara pula, lanjut Ryantori, terdapat dua jenis kelompok perompak yakni perampok laut oportunistik yang terlibat dalam serangan skala kecil dan geng bajak laut terorganisir yang bertanggung jawab atas pembajakan dan serangan bajak laut besar.
“Untuk meminimalisasi kehadiran bajak laut di lautan Asia Tenggara perlu adanya peningkatan kerja sama diantara negara-negara ASEAN, khususnya kerja sama keamanan maritim,” usul Dr. Ryantori yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III Universitas Moestopo.