IPOL.ID – Persoalan beras, mulai dari harga hingga impor, tengah menjadi sorotah masyarakat, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berjanji akan mendalami apakah benar ada mafia beras yang menyebabkan harga beras meningkat di pasaran.
“Masalah mafia (beras) harus didalami apa betul ada, saya akan minta pihak terkait untuk menyelidiki mafia beras,” ungkap Ma’ruf Amin seusai membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian tahun 2023 Kementerian Pertanian bertema “Memperkuat Sektor Pertanian Sebagai Pengendali Inflasi Dalam Menghadapi Krisis Pangan Dunia” di Jakarta, Rabu (25/1).
Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menyebut soal mafia beras dalam konferensi pers pada Jumat (20/1). Buwas mengatakan para mafia memainkan harga beras Bulog sehingga menjadi mahal.
Seharusnya harga beras medium dari Bulog dijual Rp8.300 per kilogram (kg) ke para pedagang. Tetapi pedagang malah mendapat beras degan harga yang lebih mahal.
Buwas tak segan mengungkapkan bahkan para mafia beras berani mengadakan rapat di dekat kantor Perum Bulog.
“Hanya untuk istilah yang dilakukan itu untuk jaga-jaga saja kalau terjadi apa-apa. Sebenarnya itu cadangan saja,” tambah Wapres.
Untuk mengantisipasi ketersediaan beras di pasaran, Wapres menyebut pemerintah melakukan sejumlah tindakan.
Indonesia masih surplus beras pada 2022 ini, jadi tidak ada masalah. “Soal harga beras naik itu pasti karena imbas dari krisis pangan global yang memang sekarang naik, oleh karena itu, BBM naik, jadi dampak-dampak itu tentu akan berpengaruh,” jelas Wapres.
Wapres mendorong Kementan mendiversifikasi pangan lokal secara masif. “Rakyat masih tergantung pada beras sebagai makanan pokok. Kementerian Pertanian menargetkan konsumsi beras turun ke posisi 85 kg per kapita per tahun dari sekitar 92 kg per kapita pada 2020,” jelas Wapres. (ahmad)