Michael juga mengungkapkan kesulitan pendanaan Tim DKI saat mempersiapkan Kejurnas Equestrian 2022. Beberapa kali pengajuan kebutuhan biaya dan roadmap pembinaan ke sekretariat PORDASI DKI Jakarta untuk diteruskan ke KONIDA DKI, seringkali tidak ditanggapi dengan alasan KONIDA DKI sedang mengalami kasus di BAORI sehingga tidak ada sama sekali dana pembinaan untuk cabor equestrian.
“Saat itu, Tim DKI hampir tidak bisa berangkat karena minus dua minggu sebelum Kejurnas dana belum juga terkumpul. Bahkan satu klub sama sekali mundur dari Tim DKI karena ketiadaan dana. Tim DKI hanya mampu mengikuti 7 kelas dari 10 kelas yang dipertandingkan. Akhirnya dengan swadaya masing-masing klub dan juga para simpatisan terkumpulah sejumlah dana yang masih jauh dari kebutuhan, kami semua berangkat dengan persiapan yang seadanya,” tuturnya.
Dana yang dibutuhkan jauh lebih besar dibandingkan tahun 2019 dan 2021 yang lalu karena tahun 2022 diadakan di Jawa Timur sehingga biaya transportasi kuda, akomodasi para atlet dan ofisial jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.