“Inflasi pada kelompok tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga beras, bayam, cabai rawit dan bawang merah yang dipicu oleh penurunan produksi dan pasokan karena kondisi yang belum memasuki musim panen,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Arly, tekanan inflasi juga didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,47% (mtm) dengan andil sebesar 0,03% terhadap inflasi DKI Jakarta. Inflasi pada kelompok tersebut disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan seiring kenaikan harga emas global.
“Meskipun demikian, tekanan inflasi lebih lanjut pada bulan Januari 2023 tertahan oleh deflasi kelompok transportasi. Kelompok tersebut mencatat deflasi sebesar 1,53% (mtm) pada bulan Januari 2023 dan memberikan andil -0,19% terhadap inflasi DKI Jakarta. Deflasi pada kelompok transportasi terutama didorong oleh penurunan harga bensin dan solar,” tuturnya.
Ke depan, kata Arly, sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat agar inflasi DKI Jakarta di sepanjang tahun 2023 tetap terjaga dalam rentang sasaran 3,0±1%. (Peri)