Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan mengembangkan pabrik, dengan tidak membuang limbah pabrik beras, yang memiliki potensi mendatangkan keuntungan tambahan.
“Kami dari Pituku Group menyadari bahwa banyak potensi terbuang dari limbah pabrik beras, maka Pituku Group sebagai start-up trading limbah terbesar di Indonesia membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk berkolaborasi dengan menawarkan solusi pendanaan dan pemasaran bagi pabrik-pabrik beras di seluruh wilayah Indonesia,” kata Faiz.
Pendanaan yang dilakukan oleh Pituku Group ke pabrik-pabrik beras di Jawa Timur didukung oleh perusahaan internasional seperti Nikel untuk kembali dipasarkan di skala global. Pituku Group ingin pabrik-pabrik yang bekerjasama dengannya dapat memperluas pasar dan tidak hanya di Indonesia saja. Maka dari itu Pituku Group membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi pabrik-pabrik beras di seluruh wilayah di Indonesia yang ingin bekerjasama dengan Pituku Group.
Keuntungan tambahan dari limbah pabrik beras itu dibenarkan Angky Dwi Seffyanto,
Direktur Utama PT SAS. Angky mengaku perusahaannya mendapat keuntungan dari limbah yang semula tak dilirik atau dianggap potensi dapat mendatangkan penghasilan tambahan.