IPOL.ID – Dalam waktu dua bulan, India diprediksi menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia melebihi China. India diperkirakan akan memilik populasi mencapai 1,425 miliar jiwa lebih pada April 2023. Sementara China saat ini juga memiliki jumlah penduduk yang hampir sama yakni 1,411 miliar pada sensus 2020.
Namun, selama setahun ini, dan mungkin bisa lebih lama, India belum akan tahu jumlah pasti warganya karena negara itu belum dapat menghitungnya. Namun demikian menurut statistic dan jumlah pertumbuhan, India dipastikan lebih tinggi daripada China yang pertumbuhannya cenderung melandai.
India yang mengadakan sensus penduduk sepuluh tahun sekali, menghadapi kesulitan teknis dan logistik. Sensus penduduk terbaru, yang harusnya dilakukan pada 2021, ditunda karena situasi pandemi. Ditambah lagi, tidak ada tanda-tanda sensus besar itu akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sensus itu mencakup pemutakhiran data ketenagakerjaan, perumahan, tingkat literasi, pola migrasi, dan tingkat kematian bayi. Para ahli mengatakan, sensus yang tertunda itu dapat berdampak pada perencanaan dan pembuatan kebijakan ekonomi dan sosial di India.
Rachna Sharma, seorang anggota periset di Institut Nasional Kebijakan dan Keuangan Publik, mengatakan sensus itu sangat vital. Sharma menjelaskan, berbagai penelitian seperti survei pengeluaran terhadap konsumsi dan survei berkala angkatan kerja mengambil informasi dari sensus tersebut.
“Tidak adanya data sensus yang mutakhir, membuat estimasi (penelitian) berdasarkan data yang sudah berumur satu dekade, yang menghasilkan perkiraan yang jauh dari realita,” kata Sharma.
Seorang pejabat senior di Kementerian Statistik dan Implementasi Program mengatakan bahwa sensus yang dilakukan terakhir pada 2011 itu digunakan untuk keperluan estimasi belanja pemerintah.
Seorang juru bicara di kementerian itu menambahkan, peran sensus 2011 itu hanya untuk mendukung hasil prediksi yang terbaik, dan dia tidak menjelaskan tentang bagaimana sensus itu dilakukan. Kantor Perdana Menteri juga belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Menurut seorang pejabat dari Kementerian Dalam Negeri India, penundaan itu disebabkan oleh keputusan pemerintah yang ingin menyempurnakan prosesnya dengan bantuan teknologi, yang membutuhkan waktu yang lama.
Pejabat itu mengatakan, bantuan teknologi itu berupa sebuah perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengumpulkan data melalui aplikasi ponsel. Aplikasi itu akan disinkronkan dengan pangkalan data identitas warga yang sudah ada, seperti kartu identitas yang disebut Aadhaar.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memprediksi populasi India akan menyentuh 1.425.775.850 pada 14 April, melampaui China.
Menurut sensus penduduk 2011, populasi India mencapai 1,21 miliar, yang artinya dalam 12 tahun populasi negara itu bertambah 210 juta, atau hampir sama dengan jumlah penduduk di Brasil. (timur)