Sebab, sebagaimana yang dipaparkan oleh Firas Alkhateeb, bahwa agama-agama yang populer seperti Buddha dan Konghucu, sungguh bertolak belakang dengan Islam. Hal ini sangat berbeda dengan muslim yang berdakwah di wilayah Kristen yang sama-sama merupakan agama samawi dan dapat berhubungan dengan masyarakat lain melalui “kesamaan” sejarah tentang Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa.
Oleh karena itu, dalam hal dakwah dan penambahan tsaqofah, masyarakat muslim cenderung memisahkan diri dari kelompok utama masyarakat dan membuat komunitasnya sendiri.
Pada masa Kekhilafahan bani Umayyah, ekspansi militer Islam dapat mencapai Kashgar, salah satu daerah kekaisaran Tiongkok. Pembebasan tersebut dipimpin oleh Qutaibah bin Muslim Al-Bahili, seorang panglima Islam di masa pemerintahan Khalifah Al Walid bin Abdul Malik.
Hampir terjadi peperangan langsung antara pusat Kekaisaran Tiongkok dan Khilafah. Namun, Kekaisaran Tiongkok mengurungkan niatnya dan lebih memilih membayar jizyah dan mengirim hadiah kepada Khalifah berupa emas, mutiara, sutra, pakaian, dan beberapa utusan kekaisaran.