IPOL.ID – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menyambangi Kantor PBNU di Jakarta kemarin. Kedua lembaga membahas Pemilu 2024 mendatang. Dalam pertemuan yang dihadiri Ketua Bawaslu Rahmat Bagja dan Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf itu sepakat menolak politik identitas.
Menurut Yahya, politisasi identitas sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat. Politik identitas, kata dia, dijadikan alat aktor politik untuk menutupi kekurangannya.
“Tidak punya tawaran, lalu mereka menipu pemilihnya dengan politik identitas. Dengan kata lain politik identitas itu saya anggap penipuan,” katanya
Karena itu, dia meminta Bawaslu membuat narasi yang kuat terkait anti politisasi identitas.
Yahya juga menegaskan kesiapan PBNU bergandengan dengan Bawaslu membuat pemilu damai tanpa politik identitas.
Sementara itu Rahmat juga menegaskan bahwa Pemilu 2024 harus bersih dari politik identitas. Pihaknya menyerukan peserta pemilu tidak menjadikan tempat ibadah untuk berkampanye.
“Ke depan kami (Bawaslu) dan PBNU akan melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan warga dari tingkat terkecil seperti forum warga, bisa juga melibatkan pengurus ranting PBNU, kabupaten kota sampai provinsi untuk membantu menangkal politisasi identitas dan politik uang,” ujarnya. (Far)
Bawaslu-PBNU Kompak Tolak Politik Identitas
