“Ini udah beasiswa gratis, tinggal biaya hidup aja,” ujarnya.
“Aku enggak boleh cuman diam doang, makananya aku diam-diam (melakukan kerja paruh waktu) enggak bilang ke orang tua dan uang itu buat aku sehari-hari di kampus,” tambah laki-laki yang pernah bekerja sebagai penyanyi pernikahan, MC, pelatih debat, dan periset saat masih kuliah S1 dulu.
Kerja kerasnya dalam menempuh pendidikan S1 pun terbuktikan, dengan IPK 4.0.
Kuliah ke Belanda
Saat kuliah S1 di President University, Deris sempat menerima tawaran beasiswa untuk kuliah 2 semester di Belanda. Tawaran yang tak mungkin ia tolak ini membuatnya harus memutar otak untuk mendapatkan biaya hidup selama di Belanda, mengingat beasiswa yang ia dapat hanya untuk pendidikan saja.
Ia pun lantas memaksakan diri untuk mendatangi perusahaan yang memiliki program sosial (red.CSR atau Corporate Social Responsibility), kantor pemerintah, termasuk Kemenpora, dengan harapan bisa mendapatkan biaya tambahan untuk hidup di Belanda.
“Ternyata enggak keterima juga sampai aku bolak-balik ke Kemenpora dan itu awal mulanya kenapa Kemenpora bisa dekat sama aku,” kata Deris.