Kepala BPSILHK Kuok Priyo Kusumedi mengatakan, inovasi budi daya tanaman kayu putih di lahan gambut ini bisa menjadi alternatif untuk dilakukan di wilayah lainnya di Riau. Priyo mengatakan, melalui inovasi ini dapat memenuhi kebutuhan nasional yang masih kekurangan pasokan kayu putih.
Saat ini, kata Priyo, kebutuhan untuk keperluan nasional sekitar lebih 4.000 ton dan baru terpenuhi 500 ton pertahunnya.
“Ini prospek juga untuk dikembangkan di lahan gambut yang ada di Riau. Kami tidak memanen kayunya namun daunnya bisa diolah menjadi minyak kayu putih,” ujarnya.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah, I Njoman Surjana mengatakan, setiap program TJSL yang dijalankan PLN untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SGDs) 2030.
Sehingga, program budidaya kayu putih di lahan gambut yang dikembangkan PLN ini juga diharapkan dapat menciptakan Creating Share Value (CSV) yang memberi manfaat atau nilai tambah kepada perusahaan, masyarakat dan juga lingkungan.