IPOL.ID – Indonesia dianugerahi dengan sumber daya yang sangat berlimpah. Tak hanya alamnya yang indah tapi juga kekayaan alam yang berada di dalam bumi, seperti minyak, batubara, emas, dan bahan tambang lainnya.
Untuk minyak yang diambil dari perut bumi yang berada di lepas pantai adalah berupa minyak mentah yang akan diolah menjadi bahan bakar minyak.
Minyak yang dihasilkan berupa solar, bensin, minyak tanah, dan lain sebagainya.
Tahukah Anda, apa jenis bahan bakar yang digunakan oleh kapal laut. Ya benar, jenis solar. Tapi, apakah Anda juga tahu, apa saja jenis-jenis bahan bakar kapal laut? Yuk, kita cari tahu bersama.
Bahan bakar kapal berbeda dengan bahan bakar pada umumnya. Seperti dikutip dari www.sesindosamudera.co.id dan onesolution.pertamina.com, ada beberapa jenis bahan bakar kapal yang dikelompokkan berdasarkan viscosity atau kekentalannya, berikut ulasannya.
Marine Feul Oil (MFO) atau biasa dikenal MFO adalah bahan bakar yang digunakan pada pembakaran dapur industri berskala besar. Selain itu, MFO juga menjadi penggerak bagi mesin utama kapal dengan putaran rendah.
Pada dasarnya, MFO merupakan pembakaran dengan reaksi cepat antara satu senyawa tertentu dengan oksigen. Bahan bakar ini juga adalah hasil dari berbagai reaksi yang rumit. Proses pembakaran pada bahan bakar disertai dengan pelepasan kalor dan cahaya.
Reaksi ini memungkinkan terjadinya pirolisis, yakni pemecahan termal molekul menjadi molekul kecil. Pemecahan ini terjadi tanpa oksigen. Jika oksigen ikut bereaksi maka akan menimbulkan nyala.
Bahan Bakar MFO hanya dapat dipompa setelah melalui pemanasan terlebih dahulu sehingga terdapat sifat-sifat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan mutu Bahan bakar MFO terbaik. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki Bahan Bakar MFO untuk mencapai mutu terbaik antara lain: Sifat Kestabilan, Sifat Kekentalan, Sifat Korosifitas, Sifat Kebersihan, Sifat Keselamatan.
High Speed Diesel/HSD (Minyak Solar)
Jenis bahan bakar ini digunakan pada mesin dengan putaran tinggi lebih dari 1000 rpm. Bahan bakar pada kapal yang satu ini dihasilkan dari proses cracking distillate minyak pelumas bekas.
Proses pemisahan antaranya minyak pelumas bekas dan air ini disebut dengan tahap dewatering. Tahap ini akan membuat bahan bakar memiliki water content dan sulphur content yang rendah.
Bahan baku dan proses pembuatan membuat bahan bakar ini memiliki berbagai keunggulan. Salah satunya adalah cetane index dan cetane number tinggi yang membuat kualitas pembakaran pada mesin lebih sempurna.
Selain digunakan pada mesin kecepatan tinggi, HSD juga dimanfaatkan untuk jenis mesin dengan tungku pembakaran khusus seperti furnace burner, mesin pemanas atau pengering (dryers), serta jenis mesin pemanas ketel uap atau boiler. Sebab, jenis solar industri HSD mampu memberikan hasil bakar yang lebih baik dan bersih.
Minyak Diesel atau MDF
Jika MFO adalah bahan bakar untuk mesin tinggi di atas 1000 rpm, minyak diesel atau MDF merupakan bahan bakar yang digunakan pada mesin rendah di bawah 1000 rpm. Pembuatan bahan bakar ini hampir sama dengan minyak solar dan juga memiliki cetane number yang tinggi.
Bahan bakar ini juga dikenal dengan Marine Diesel Fuel (MDF) atau Industrial Diesel Oil (IDO). Minyak diesel ini memiliki sulphur content dan water content sangat rendah yang mampu mengurangi dan mencegah koros. Nah, sekarang kita semakin tahu ya, macam-macam bahan bakar yang digunakan kapal laut. (Yuli)