IPOL.ID – Memperingati Hari Perempuan Internasional Tahun 2023, Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI), didukung Takeda menggelar talk show bertema ‘Kepemimpinan Perempuan dalam Kesehatan Masyarakat’ (Women’s Leadership in Public Health).
Talk show itu menghadirkan tokoh perempuan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor pemerintah, swasta, dan organisasi sosial masyarakat. Membahas pentingnya peran perempuan meningkatkan standar kesehatan masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah menetapkan beberapa indikator kesehatan mengukur kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. Di antaranya, gizi buruk dapat menyebabkan stunting, tingkat kematian ibu dan kematian bayi.
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (2021), tercatat prevalensi stunting balita di Indonesia sebesar 24,4%, angka tersebut masih jauh lebih tinggi dari batas toleransi WHO, yaitu 20% stunting.
Bersamaan momentum Hari Perempuan Internasional jatuh tanggal 8 Maret, Takeda mendukung dan merayakan peran perempuan mendorong percepatan peningkatan kesehatan masyarakat di berbagai negara di seluruh dunia.
“Apalagi perempuan berperan penting dalam upaya peningkatan berbagai indikator kesehatan, termasuk mengatasi gizi buruk dan menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kami bangga bahwa Takeda memiliki posisi mendukung perempuan dalam peran tersebut melalui program jangkauan luas terhadap masyarakat,” kata Ramona Sequeira, President Global Portfolio Division, Takeda, Jumat (24/3).
Selain itu, memberikan solusi kesehatan inovatif guna menciptakan kesehatan lebih baik bagi masyarakat. “Dan masa depan lebih cerah untuk dunia ‘better health for people and a brighter future for the world’,” kata Ramona Sequeira, President Global Portfolio Division, Takeda.
Tahun 2022, Takeda meluncurkan empat program Corporate Social Responsibility global di seluruh dunia, tiga di antaranya menyertakan Indonesia sebagai salah satu wilayah program. Pertama program lima tahun memastikan perkembangan kognitif anak, menghentikan keracunan timbal.
Kedua, program empat tahun memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi perempuan dan anak perempuan, meningkatkan akses terhadap perawatan
berkelanjutan berfokus pada perempuan.
Ketiga, program empat tahun bertujuan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan disebut “Perempuan sebagai Pusat (Perhatian)”.
“Perempuan perlu memanfaatkan peran penting mereka mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat. Perhatian utama kami memastikan bahwa baik laki-laki maupun perempuan dapat
memperoleh informasi baik dan memastikan mereka dapat mengambil peran itu secara optimal,” ujar Aryana Satrya, Ketua PKJS-UI. (Joesvicar Iqbal)