Produk FeNi yang dihasilkan dapat diolah lebih lanjut untuk memproduksi Stainless Steel dan produk turunan lainnya (consuming needs). Adapun MHP, nickel matte dan nickel sulphate dapat digunakan untuk memproduksi bahan baku baterai.
Untuk menjawab tantangan pasar terkait kebutuhan bahan baku baterai, Ceria juga sedang melakukan studi kelayakan lanjutan untuk mengolah kembali produk FeNi dari smelter RKEF menjadi nickel matte dan dilajutkan menjadi nickel sulphate, sementara MHP dari pabrik HPAL akan diolah nikel sulphate dan cobalt sulphate.
Derian yakin, komitmen pemerintah terkait hilirisasi sumber daya alam bisa menjadikan iklim investasi menggeliat. Apalagi, Indonesia memiliki banyak bahan baku untuk energi hijau. “Hilirisasi ini bisa menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik,” imbuhnya.
Seperti diketahui, dalam sambutannya Presiden menyampaikan bahwa pasca program hilirisasi ekspor nikel yang awalnya menyumbang Rp. 17 triliun meningkat hingga Rp.450 triliun.