Bau minyak dimaksud muncul beberapa saat sebelum api berkobar hebat. Sehingga membuat warga yang bermukim di sekitar lokasi merasakan mual, pusing karena terlalu banyak menghirupnya.
Lebih jauh dikatakan, sepengetahuan Hamidah yang tinggal bersama orang tua dan anaknya sejak lama di lokasi kejadian, peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, diamuk api bukan kali ini saja.
Diungkapnya, tahun 2009 juga pernah terjadi kebakaran pada Depo Pertamina Plumpang. Saat itu, warga juga tidak mendengar tanda peringatan apa berupa alarm atau sirine agar warga dapat menyelamatkan diri.
“Tahun 2009 saya sudah tinggal di situ, jadi sudah lama juga. Dulu juga tidak ada tanda peringatan kebakaran. Enggak ada (pegawai Pertamina) yang meneriaki agar warga lari, enggak ada,” ungkap Hamidah lagi.
Setelah peristiwa kebakaran itu, Hamidah dan keluarga besar hanya bisa pasrah menunggu hasil identifikasi jenazah Ali yang dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Sejak Minggu (5/3), Hamidah sudah mendatangi posko antemortem Tim DVI di RS Polri Kramat Jati untuk menyerahkan data pembanding. Tapi hingga kini jenazah Ali belum diketahui teridentifikasi.