Fungsi gamelan di AS memang tidak menyentuh unsur keagamaan seperti halnya di Bali, di mana unit masyarakat terkecil, banjar, membentuk gamelan dengan dwi fungsi, yaitu sarana pelengkap upacara keagamaan, dan nonkeagamaan. Oleh karenanya, ada kewajiban moral untuk menjaga, mempertahankan, dan merawat perangkat, termasuk para musisinya.
Kebutuhan sandang dan pangan para musisi atau penggambel di Bali, umumnya terkait langsung dengan gamelan, dan sebagian besar dilayani oleh komunitas asal atau komunitas pengguna, sebelum, selama, bahkan setelah pertunjukan.
Sebagai konsekuensi atas perbedaan fungsi gamelan di AS, donasi hampir dipastikan menjadi salah satu sumber dana penting bagi kelangsungan gamelan di AS dan menuntut upaya mandiri dari anggotanya untuk memperkenalkan bahkan menjaga para donator agar tetap terpikat pada musik gamelan yang dimainkan. (timur / voaindonesia)