Sehingga membuat harga jual kopi lebih murah dibandingkan dijual langsung kepada masyarakat. Selain itu, petani kopi juga bisa membranding kopinya sendiri.
Boy mengatakan, pihaknya akan terus membantu masyarakat, khususnya petani kopi. Hal itu sebagai komitmen GMP kepada petani kopi yang ada di Jawa Barat, khususnya di kawasan Gunung Manglayang.
“Kami harap (bantuan ini menjadikan) jumlah panen makin meningkat dan bisa memberikan nilai lebih dari hasil tani mereka,” harapnya.
Sementara, didampingi para petani kopi, Ilman menjelaskan tentang kopi Manglayang di perkebunan kopi yang dikelolanya kepada GMP.
Areal pertanian kopi di Manglayang itu ada sekitar 150 hektar. Sedangkan kopi yang dikelola kelompoknya sekitar 30 hektar dengan jenis kopi Arabika. Menurutnya, panen bisa dilakukan satu atau dua kali dalam satu tahun, dengan panen mencapai 30-40 ton kopi.
Tak hanya itu, dia pun menunjukkan kopi yang sudah layak dipetik, dan melakukan pemetikan. Kemudian dilakukan pengolahan kopi dengan mesin yang ada. Memperlihatkan contoh kopi Arabika hasil olahan serta siap untuk diseduh.