Selain berkesempatan membantu sesama, Nur senang karena menjadi pemijat di posko mudik dia mendapatkan penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Sebab, saat pandemi Covid-19 dan pemerintah melarang aktivitas kontak erat, seluruh pelanggan Nur hilang. Tak ayal Nur harus menggunakan seluruh uang tabungannya demi bertahan hidup.
“Pernah dulu sampai satu minggu enggak ada panggilan (mijat). Kalau sekarang sudah alhamdulillah, ada satu, dua panggilan mijat. Mijat di sini (posko mudik Baznas Bazis) juga alhamdulillah,” ucap Nur, Senin (24/4).
Nur pun berharap semakin banyak pihak seperti Baznas Bazis DKI Jakarta yang membuka lapangan pekerjaan untuk para disabilitas agar dapat hidup mandiri.
Bukan tanpa sebab, banyak pihak yang memandang sebelah mata kepada disabilitas sehingga mereka harus berupaya ekstra untuk mendapat pekerjaan demi bertahan hidup.
“Harapannya semakin banyak pihak yang menciptakan lapangan kerja baru untuk tunanetra. Karena sekarang panggilan mijat keliling juga sudah enggak seramai dulu,” harap Nur.