IPOL.ID – Sebagai perusahaan energi nasional dengan bisnis terintegrasi, Pertamina memastikan seluruh lini perusahaan dari hulu, pengolahan, transportasi hingga hilir yakni pemasaran dan distribusi, telah siap melayani kebutuhan energi masyarakat sepanjang periode Satgas Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2023.
Merujuk pada data yang dikeluarkan Pemerintah, jumlah pemudik diprediksi mencapai 123,8 juta orang dengan berbagai pilihan moda transportasi. Berdasarkan data tersebut, Pertamina menyusun perencanaan dan menyediakan pasokan BBM.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komis VI DPR RI, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menjelaskan telah terjadi tren peningkatan kebutuhan energi jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Di mana di 2020-2021 jumlah pemudik sedikit karena masih dalam pandemi COVID19 dan mulai meningkat sejak 2022 hingga di tahun ini.
“Kami melakukan berbagai hal. Apa yang sudah baik di tahun 2022 dilanjutkan dan juga akan ada penguatan di tahun 2023 ini,” ujar Nicke dikutip dari Corcomm Pertamina, Kamis (13/4).
Menurut Nicke, di masa Satgas RAFI 2023, Pertamina memastikan dan memantu ketat 3 (tiga) wilayah yakni lokasi wisata yang meliputi 11 daerah, 9 jalur mudik utama dan logistik, serta 17 daerah yang rawan bencana.
“Untuk tiga lokasi ini, kami merencanakan ada tiga skema yakni pertama suplai reguler yaitu dalam kondisi normal. Yang kedua ketika terjadi suatu kejadian bencana kita menggunakan skema alternatif. Yang ketiga, Pertamina juga menyiapkan skema emergency,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Nicke, berdasarkan database dari Pertamina Integrated Enterprise Data Command Centre (PIEDCC), selanjutnya Pertamina melakukan perencanaan yang lebih detail, yang tidak hanya stok per daerah melainkan sampai ke SPBU.
Lebih lanjut Nicke menguraikan, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan dan PIEDCC, Pertamina memproyeksikan akan terjadi peningkatan kebutuhan LPG sebesar 3%, BBM jenis Gasoline 10,3 % dan Avtur sebesar 7,35. Adapun BBM jenis Gasoil diperkirakan menurun 8,7% dari kondisi normal.
“Ini semua kami lakukan alignment dengan kilang, kapal dan juga upstream. Agar jangan sampai peningkatan demand ini diisi oleh impor, melainkan dari kilang dan produksi dalam negeri,” imbuh Nicke.
Untuk itu, kata Nicke, Pertamina telah menyiapkan tambahan pasokan pada hampir semua jenis produk kecuali Gasoil yang tetap dijaga dalam kondisi normal, khususnya mengantisipasi masa puncak yang diprediksi akan terjadi pada 1 April – 9 Mei 2023. Menurutnya, antisipasi juga dilakukan dengan menyiapkan fasilitas tambahan yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2022. Seperti SPBU Siaga yang melayani 24 jam dari 1370 SPBU menjadi 1505 SPBU, Agen LPG Siaga dari 4.239 agen menjadi 5.471 agen. Lalu untuk wilayah yang belum ada SPBU, Pertamina memasang unit tambahan yakni Kiosk Pertamina Siaga seperti Pertashop yang sebelumnya hanya 37 titik menjadi 44 titik. Bila terjadi kemacetan, Pertamina telah menyediakan Motorist dari 220 unit bertambah dua kali lipat menjadi 402 unit yang pemesanannya memanfaatkan fasilitas digital dan menghubungi Call Centre 135. Untuk menyiapkan cadangan suplai BBM, Pertamina juga menyiapkan Mobil Tangki Stand By dari 144 unit naik menjadi 201 unit.
“Selain itu, bukan hanya pasokan BBM yang kami jaga, tetapi juga kenyamanan pemudik dengan Rumah Pertamina Siaga karena jalan tol yang cukup panjang disiapkan di 20 titik,” ungkap Nicke.
Dari sisi pengolahan, tutur Nicke, Pertamina juga melakukan perencanaan untuk pemeliharaan kilang dan telah selesai sebelum Ramadan. Seluruh kilang telah siap 100% memproduksi sesuai kapasitasnya dan dapat menambah produksi Gasoline dan Avtur.
“Produk-produknya kita sesuaikan di mana Gasoline ditambah, Gasoil sedikit dikurangi dan Avtur kita tambah. Sehingga tambahan untuk Satgas RAFI ini bisa dipenuhi dari kilang dalam negeri,” katanya.
Pada sisi transportasi Kapal, Pertamina berupaya menjaga mulai dari jumlah kapal sesuai kebutuhan, kondisi kapal sesuai spesifikasi, dan pengaturan jadwal distribusinya. Jumlah kapal yang disediakan untuk mengangkut produk, sebanyak 297 unit. Untuk mendukung Satgas RAFI, Pertamina menambah jumlah kapal pengangkut BBM, Avtur dan LPG sebanyak 5 unit sehingga total mencapai 302 unit.
“Scheduling dipantau dengan ketat, agar tidak terjadi keterlambatan yang bisa berdampak pada kurangnya pasokan,” imbuh Nicke.
Dari sisi hulu, Pertamina juga menyiagakan semua fasilitas agar tidak terjadi penurunan mengingat kilang membutuhkan tambahan. Oleh karena itu, produksi maupun lifting minyak dan gas terus dipantau sehingga semua tetap terealisasikan. Berdasarkan data, terjadi peningkatan dalam periode Satgas RAFI 2023, di antaranya terdapat 73 Drilling Rig dan 133 Well Intervention Rig yang beroperasi.
“Dari 5 regional hulu, kami pantau betul dan ada target untuk masing-masing regional, dan kami akan pastikan bahwa tambahan produksi ini dari hasil Pertamina Grup sendiri,” pungkas Nicke.(Yudha Krastawan)