Pada awalnya mungkin tak banyak yang mengikutinya. Tak apa. Dulunya juga di mal demikian. Anggapan awalnya, apa iya pengunjung mall yang rata-rata menengah ke atas, mau kalau pas waktu sholat, sholat di musholah mall. Nyatanya hari ini pada waktu-waktu sholat, musholah mall selalu penuh. Apalagi pada bulan puasa, sampai harus dibuat beberap termin.
Demikian juga di hotel. Mungkin awalnya cuma beberapa orang. Cuma segelintir tamu yang sholat subuh berjemaah. Tidak apa. Lama-lama juga memadai.
Penyediaan informasi ikhwal soal shokat subuh berjemaah oleh hotel bakal membuat hotel-hotel di Indonesia menjadi khas. Para tamu dari seluruh dunia bakalan paham, Indonsia dengan sejuta mesjid dan jumlah umat islam terbesar di dunia, hotel-hotelnya selalu menyediakan informasi mengenai mesjid terdekat yang menyelenggarakan sholat subuh berjemaah, bahkan sebagian hotelnya sendiri menyediakan sarana tersebut.
Itulah Indonesia. Umat non muslim pun pasti maklum dan tidak berkeberatan, sebagaimana umat muslim juga tak keberatan di sebagian besar hotel di Eropa dan Amerika diwajibkan menyediakan injil. Di mana bumi dipijak, kita menghormati adat istiadat, kebiasaan dan agamanya.