Padahal, lanjut Oegroseno, para atlet tenis meja potensial ini sudah disiapkan sejak SEA Games 2019 Filipina yang dibatalkan oleh Erick Thohir dan SEA Games 2021 Vietnam yang dibatalkan Menpora Zainuddin Amali.
“Para atlet tenis meja ini punya potensi untuk bersaing di pesta olahraga dua tahunan antar bangsa se-Asia Tenggara itu. Pada SEA Games 2015 Singapura tenis meja bisa menyumbang 1 medali perunggu, dua tahun kemudian di SEA Games Malaysia meningkat menjadi 4 medali perunggu dan tahun 2018 PP.PTMSI menjadi pelaksana cabor tenis meja Asian Games Jakarta-Palembang,”tambahnya.
Sebagai bukti kesungguhan PP.PTMSI seperti dikatakan Oegroseno, pihaknya pada tahun 2019 berhasil menggelar Kejuaraan Tenis Meja Internasional Asia di Yogyakarta yang diikuti 144 negara Asia termasuk atlet Israel juga ikut hadir.
“Saya sedih dan kecewa tenis meja kembali dicoret. Pada atlet yang dipersiapkan menuju SEA Games Kamboja ini sudah latihan dan bertanding di Eropa dan Asia dengan biaya ratusan juta rupiah kolaborasi antara biaya dari PP.PTMSI dan swadaya orang tua atlet,”tutur lulusan Akpol 1978 ini.