Komite itu mengakui pihaknya menggunakan teknologi AI. Tetapi pihak-pihak lain, termasuk musuh asing dan tim kampanye politik jahat tidak akan melakukannya, ujar Petro Stoyanov, Kepala Urusan Teknologi Global di Forcepoint, sebuah perusahaan keamanan siber yang berkantor di Austin, Texas. Stoyanov meramalkan kelompok-kelompok yang ingin mencampuri demokrasi Amerika Serikat akan menggunakan AI dan media sintetik lain sebagai cara mengikis kepercayaan publik.
“Apa yang terjadi jika entitas internasional, baik penjahat di dunia maya maupun suatu negara, menyamar sebagai seseorang. Apa dampaknya? Apa kita punya jalan keluar lain,” ujar Stoyanov seraya mengatakan “ada banyak informasi yang salah dari sumber-sumber internasional.”
Disinformasi politik yang dihasilkan AI sempat viral di dunia maya menjelang pemilu presiden tahun 2024, dari mulai video rekayasa yang menunjukkan Biden seolah-olah berpidato menyerang kelompok transgender, hingga gambar anak-anak yang seakan-anak sedang mempelajai satanisme di perpustakaan.