“Belum tahu sekarang mau bagaimana, yang jelas kehilangan mata pencaharian yang sudah bertahun-tahun. Ini usaha berdua (sama Hanifah), kita bagi shift tugas lah ibaratnya,” ungkap Tayu sedih.
Sedangkan saat kejadian penyerangan kelompok remaja bersenjata tajam ke permukiman warga RW 07, Tayu sedang menjahit di lapaknya.
Hanifah menjelaskan, mesin jahit sebagai alat untuk mata pencahariannya itu dijarah saat dia menyelamatkan diri dari penyerangan kelompok pelaku ke permukiman warga RW 07.
“Karena lihat dari jauh banyak orang lalu saya langsung pergi. Mereka (pelaku) itu jalan bawa senjata tajam segala macam. Ternyata pas balik lagi mesin jahit sudah enggak ada,” sesal Hanifah sedih.
Sebelumnya, pada Minggu (20/5) sekitar pukul 15.30 WIB permukiman warga di RW 07, Cipinang Besar Utara, Jatinegara diserang kelompok remaja berjumlah sekitar 50 orang yang diduga dari RW 08.
Dalam penyerangan tersebut, satu unit sepeda motor milik warga RW 07 dibakar, sedikitnya dua kaca rumah warga pecah, bahkan kaca kantor Sekretariat RW 07 pun pecah terdampak serangan yang tidak diketahui motifnya tersebut. (Joesvicar Iqbal)¹