Kenaikan harga telur ayam tersebut juga terjadi di Pasar Kramat Jati. Pedagang pasar setempat mengeluhkan kenaikan harga tersebut, sejak usai puasa ramadhan dan lebaran.
“Setelah puasa langsung terus melonjak terus sampai sekarang. Naiknya bertahap,” ungkap pedagang telur, Rodiah di Pasar Kramat Jati, Selasa (16/5).
Sehingga menurutnya, adanya kenaikan harga itu berdampak pada anjloknya omzet penjualan, dari yang biasanya per hari dapat mencapai Rp2 hingga Rp2,5 juta merosot hingga Rp500 ribu per hari.
Sebab, mahalnya harga telur ayam memberatkan dan atau membuat turunnya daya beli masyarakat, terlebih kenaikan harga terjadi bersamaan dengan komoditas lain seperti bawang, cabai, tomat dan ayam.
Namun demikian, Rodiah tidak mengetahui secara pasti penyebab kenaikan harga itu namun dia menduga kenaikan drastis harga telur ayam itu dipicu karena mendekati Lebaran Idul Adha pada bulan Juni 2023 mendatang.
“Konsumennya pada ngeluh. Mereka nanya harga telurnya, terus pas tahu harganya bilang ‘ah enggak mau ah’. Dengar harga langsung mundur untuk beli,” tutupnya. (Joesvicar Iqbal)