Oleh: Arief Gunawan, Pemerhati Sejarah
IPOL.ID – Presidential Threshold 20 persen menutup peluang tampilnya sosok berintegritas untuk memimpin bangsa. Waktu Sukarno memulai karir politik di tahun 1927 Indonesia hanya memiliki 78 orang lulusan HBS. HBS (Hoogere Burgerschool) ialah sekolah setingkat SMA.
Sedangkan di tahun-tahun menjelang kemerdekaan, Indonesia hanya memiliki sekitar 400 orang lulusan sekolah tinggi. Kebanyakan berasal dari sekolah kedokteran, selebihnya sarjana hukum, seperti Profesor Soepomo, Achmad Soebardjo, Ali Sastroamidjojo, dan beberapa nama lain.
Mereka inilah, sedikit contoh dari sekian banyak tokoh pada masa itu, yang termasuk di dalam golongan intelektual.
Mereka mendisiplinkan diri dan mematangkan pengetahuan di dalam studi yang mereka pilih dengan menjauhi glamouritas, dan mengatur hidup menurut cita-cita serta peranan yang mereka idamkan.
Mereka kemudian menjadi apostel (pencerah) bagi bangsanya sendiri. Produk mereka di antaranya Undang-undang Dasar ‘45, butir-butir Pancasila, dan komitmen terhadap persatuan bangsa.