IPOL.ID – Indonesia mengingatkan pemimpin negara berkembang terkait ancaman global yang bisa menghambat perekonomian dalam negerinya.
Ya, negara berkembang masih mengalami risiko scarring effect sebagai dampak pandemi, tensi geopolitik yang terus menguat, dan efek rambatan dari kebijakan pengetatan moneter.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat menghadiri acara ‘Dialogue with Partner Countries at the G7 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting: Tackling Immediate Challenges Facing Developing Countries’, di Niigata, Jepang, baru-baru ini.
“High-cost financing juga menjadi salah satu tantangan berat. Di sinilah peran vital G7 dan G20 dalam mendorong dan mengharmonisasikan berbagai kebijakan,” terang Menkeu.
Menkeu melanjutkan bahwa multilateral development bank pun perlu meningkatkan kapasitas untuk mengatasi permasalahan global seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan pandemi.
“Indonesia bersama negara anggota G20 telah membentuk pandemic fund untuk menguatkan kemampuan dan kesiapan negara berkembang dalam merespons risiko adanya pandemi selanjutnya secara lebih baik,” lanjut Menkeu.