IPOL.ID – Kecerdasan buatan atau AI menimbulkan “risiko eksistensial” bagi umat manusia. Untuk itu badan internasional di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa, seperti Badan Energi Atom Internasional atau IAEA, diharapkan dapat mengawasi pengembangan teknologi tersebut. Demikian imbauan CEO OpenAI Sam Altman saat melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab pada Selasa (6/6).
Risiko eksistensial sendiri adalah ancaman pengembangan teknologi yang berpotensi memusnahkan peradaban manusia di muka Bumi.
“Kita menghadapi risiko serius. Kita menghadapi risiko eksistensial,” kata Altman, 38 tahun. “Tantangan yang dimiliki dunia adalah bagaimana kita akan mengelola risiko tersebut dan memastikan kita masih dapat menikmati manfaat luar biasa tersebut. Tidak ada yang ingin menghancurkan dunia.”
ChatGPT OpenAI, sebuah chatbot populer, telah menarik perhatian dunia karena menawarkan jawaban seperti esai atas pertanyaan dari pengguna. Microsoft menggelontorkan investasi sekitar $1 miliar di OpenAI.
Kesuksesan ChatGPT, menawarkan sekilas tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat mengubah cara manusia bekerja dan belajar, juga memicu kekhawatiran. Ratusan pentolan industri tersebut, termasuk Altman, sepakat meneken surat pada Mei yang memperingatkan “memitigasi risiko kepunahan yang ditimbulkan AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir.”