IPOL.ID – Siang itu Selasa (16/05) suasana Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati tampak cukup padat, petugas rumah sakit dan beberapa keluarga pasien terlihat lalu lalang disetiap koridornya. Pada hari itu tim Jamkesnews.com mengunjungi seorang pasien yang berasal dari Kabupaten Subang, Jawa Barat. Beliau adalah seorang pensiunan guru bernama Bambang Supriadi (63), ketika disambangi Bapak Bambang panggilan karibnya ini sedang beristirahat dengan busana singlet putih miliknya.
Kehangatan terpancar dari paras Bambang didampingi sang istri menyambut kedatangan kami. Mengawali ceritanya, ia menyebut sudah menjalani perawatan selama dua minggu, penyebabnya adalah kanker tulang belakang stadium empat yang ia derita sejak hampir setahun belakangan. Berjuang melawan penyakit mematikan tersebut, Bambang berbekal Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk membantunya.
“Pertama berobat itu sembilan bulan lalu karena merasa sakit luar biasa dibagian punggung dan badan terasa panas seperti terbakar, berhubung sudah tidak kuat menahan saya langsung minta bawa ke rumah sakit di Bandung sana. Berdasarkan hasil pemeriksaan ada benjolan pada tulang belakang saya yang harus diangkat, tapi setelah dioperasi dokter bilang kondisinya baik-baik saja, setelah itu saya langsung dibolehkan pulang bawa obat-obatan secara gratis ditanggung BPJS Kesehatan,” kata Bambang dalam siaran pers yang diterima redaksi Senin (19/6).
Namun pasca operasi Bambang tetap merasakan keluhan yang sama, hingga pada puncaknya di bulan Mei ini dirinya mengalami penurunan nafsu makan dan membuat kondisi kesehatannya drop. Alhasil ia dirujuk ke RSUP Fatmawati untuk mengobati keluhan sakit tulang belakang yang dirasakannya, Bambang terdaftar sebagai pasien JKN kelas rawat satu.
“Luar biasa pelayanan di RSUP Fatmawati ini sangat cepat, kami tidak mengalami kesulitan sama sekali saat tiba disini sebagai peserta BPJS Kesehatan, perawat dan dokternya semua bageur (bagus), selama dua minggu ini saya mendapatkan pengobatan kanker yang tidak putus-putus, tidak ada obat yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan, saya sangat terharu kami begitu dihargai disini, sehingga kami merasa nyaman,” tuturnya dengan tangis haru.
Sebelumnya Bambang merasa pesimis dan pasrah untuk bisa bangkit dari kondisi penyakit kankernya tersebut, karena dibayangi rasa takut tidak bisa diterima jika berobat di luar wilayah domisilinya dan tidak menyanggupi biaya pengobatan kanker yang terkenal mahal. Namun semuanya berubah saat dirinya mendapatkan dukungan penuh dari keluarga untuk mengurus pengobatan kanker ke RSUP Fatmawati, Bambang menjadi lebih bersemangat untuk pulih.
“Minta ampun kalau pengobatan saya ini tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, bisa-bisa jual rumah mas, bukan hanya bagi saya tapi juga seluruh masyarakat Indonesia pasti akan kelimpungan kalau tidak ada program ini. Oleh karena itu saya sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan yang sangat-sangat membantu, saya menjadi lebih bersemangat untuk sembuh dari dari kanker stadium empat ini, hingga saat ini kondisi saya berangsur membaik,” ujar Bambang.
Selain menceritakan tentang kesan pemberian pelayanan yang baik selama menjalani perawatan di rumah sakit, Bambang juga membeberkan mudah dan praktisnya berobat saat ini, ia menyebut pihak RSUP Fatmawati sudah menerapkan pemanfaatan NIK pada Kartu Tanpa Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga sebagai identitas peserta JKN saat ingin mengakses pelayanan kesehatan.
“Cukup menggunakan KTP saja saya sudah bisa diterima dan mendapatkan pelayanan seperti sekarang di RSUP Fatmawati, artinya disini kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan pihak rumah sakit sudah sangat baik untuk memudahkan pasien. Saya harap dengan adanya terobosan seperti ini semakin banyak masyarakat Indonesia yang membuka matanya terkait pentingnya prinsip saling bantu melalui Program JKN,” pungkas Bambang. (adv)