IPOL.ID – Kepala Wagner Yevgeny Prigozhin memerintahkan tentara bayarannya untuk menghentikan pawai mereka ke Moskow untuk menghindari “menumpahkan darah Rusia”.
Dia juga setuju untuk tinggal di pengasingan di Belarusia. Tindakan ini mengakhiri salah satu tantangan terbesar bagi Pemerintahan Presiden Vladimir Putin selama puluhan tahun.
Prigozhin mengatakan, anak buahnya hanya berjarak 200 km (120 mil) dari Ibu Kota Rusia. Namun dia memutuskan untuk mengembalikan mereka demi mencegah pembunuhan.
“Mereka ingin membubarkan perusahaan militer Wagner. Kami memulai pawai keadilan pada 23 Juni. Sekarang, saatnya telah tiba ketika darah bisa ditumpahkan,” kata Prigozhin dalam pesan audio.
“Memahami tanggung jawab (atas kemungkinan) bahwa darah Rusia akan tumpah di satu sisi, kami membalikkan barisan kami dan kembali ke kamp lapangan seperti yang direncanakan,” paparnya, dilansir Al Jazeera, Minggu (25/6).
Moskow bersiap untuk kedatangan tentara swasta yang dipimpin oleh komandan tentara bayaran yang memberontak dengan mendirikan pos pemeriksaan dengan kendaraan lapis baja dan pasukan di tepi selatannya. Lapangan Merah ditutup dan wali kota mendesak pengendara untuk menjauh dari beberapa jalan.