“Kemarin kita bawain lagu daerah seperti lagu “Perahu Layar,” juga “Gambang Suling,” juga lagu barat, seperti lagunya Bon Jovi, dan ada lagu barat yang lain,” ujar Asih Slamet Raharjo yang akrab disapa Prabu Slamet, pemain ketipung dari RockDutters, kepada VOA.
“(Penonton) kebanyakan maju ya. Kita sambil nyanyi dan sambil berjoget, mungkin merasa unik dengan musik koplo yang kita bawain waktu itu,” tambah Prabu Slamet yang juga kerap tampil bersama RockDutters di berbagai festival budaya lokal lainnya.
Melihat warga asing ikut berjoget, para anggota RockDutters semakin antusias dalam memperkenalkan musik koplo di Amerika. Prabu Slamet memilih koplo karena menurutnya “apa pun yang dikoplokan itu pasti (membuat) orang berjoget.”
“Intinya kita jangan kalah sama genre-genre yang lain seperti musi-musik E.D.M. (red.Electronic Dance Music). Yang di (AS) mereka joget dengan E.D.M. karena udah terbiasa. Sekarang saya coba kenalkan lewat genre koplo. Mereka menyukai juga. Ada yang sembunyi-sembunyi joget juga ada,” kata Prabu Slamet sambil tertawa.