Dosen Fakultas Psikologi UGM ini mengatakan bahwa BDD berbeda dari kekhawatiran umum tentang penampilan tubuh. Individu dengan BDD cenderung memiliki pikiran yang persisten dan mengganggu terhadap diri mereka. Kondisi tersebut menyebabkan penderitaan yang signifikan dan dapat memengaruhi perilaku dan fungsi individu.
Aisha menuturkan BDD termasuk kedalam salah satu kesehatan mental yang rentan dialami oleh individu dengan riwayat keluarga yang menderita BDD atau gangguan kecemasan lain. Hasil penelitian twin-study Enander, dkk (2017) menunjukkan bahwa secara moderate terdapat kemungkinan BDD diwariskan secara genetik.
“BDD juga cenderung terjadi di usia remaja dan dewasa, terutama pada perempuan,”ucapnya.
Selain riwayat keluarga, ada beberapa faktor yang dapat memicu kerentanan tersebut yaitu pengalaman traumatis seperti pelecehan fisik atau verbal terkait penampilan. Lalu, faktor lingkungan dengan adanya tekanan budaya. Misalnya, norma penampilan yang tidak realistis atau fokus berlebihan pada penampilan fisik.