Berdasar pandangan Co-Founder Tumbuh Makna, Fenny Tjahyadi menyampaikan, terlepas adanya peningkatan aktivitas ekonomi terutama di sektor konsumer, secara historis memang tidak terlihat ada korelasi spesifik antara tahun politik dengan kinerja produk keuangan di pasar modal secara umum.
Investor justru harus memperhatikan sentimen lebih besar bermain di pasar, di level global seperti kekhawatiran terjadinya resesi ringan di Amerika dan Eropa pasca kenaikan agresif bunga acuan memerangi inflasi.
Selain itu, di Tiongkok, sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia, hingga saat ini masih belum memperlihatkan ada traksi pertumbuhan optimal.
“Saya lihat beberapa sentimen global selama ini menahan IHSG untuk dapat bergerak lebih tinggi, padahal valuasi pasar saham kita saat ini berada di level atraktif. PER IHSG saat ini di 13,7 dibanding kondisi awal pandemi COVID-19 saat IHSG terkoreksi hingga 3900 waktu itu, di sekitar level 13,2. Tapi justru menjadikan kondisi saat ini sebagai kesempatan tuk mengakumulasi posisi,” ungkapnya.